Wednesday, October 9, 2019

Aksi Nyataku Mencintai Lingkungan Dengan Melawan Predator Tak Kasat Mata


         Essay ini merupakan ulasan dari proyek yang telah dilakukan oleh Hyundai Heavy Industry (HHI) di Ulsan Korea, Sebagai kontraktor utama proyek West Seno. Dalam aksi nyata saya sebagai alumni mahasiswa kelautan saya bersama dengan berbagai pihak mencoba melakukan aksi nyata untuk lingkungan laut dengan membuat gagasan bagaimana kita menghadapi ancaman tumpahan minyak di laut. Hal ini saya pilih sebagai topik untuk essay ini karena mengingat TLP mempunyai efek yang berbahaya jika terdapat tumpahan minyak disekitar laut dan menyebabkan pencemaran laut. Maka dari itu, resiko yang terjadi adalah banyaknya tumpahan minyak yang terjadi karena dari beberapa model yang dibuat selalu membuat sumur atau well yang tegak lurus kebawah permukaan laut. TLP sendiri memiliki tegangan pada tendon porch yang diakibatkan oleh gerakan TLP. Hal ini tentunya berdampak pada tumpahan yang sedikit demi sedikit dilautan. Berdasarkan API RP2T tumpahan minyak ini menyebabkan tingkat keselamatan para pekerja tidak menentu dan menyebabkan pencemaran laut akan terus-menerus terjadi bila tidak ada penanganan yang serius. Maka dari itu penanaman atau kultur bakteri di sekitar TLP akan mempermudah penguraian minyak dan tidak akan terjadi pencemaran. Penanaman bakteri Geobacter sulfurreducens dan Geobacter metallireducens merupakan metode yang tepat untuk mengurangi pencemaran yang terjadi disekitar TLP. Berdasarkan data yang diperoleh dari OPEC, terdapat 1.856 rig pada tahun 2016 dan pada tahun 2015 terdapat 2.412 rig didunia. Hal ini mengindikasikan sebanyak 556 rig didunia mengalami penutupan karena masalah tumpahan minyak dan degradasi minyak. Sekitar 30% rig didunia mengalami masalah serius mengenai pencemaran tumpahan minyak dilautan. Berdasarkan penemuan Hkabel nanoh(1987) dan dikembangkan oleh Professor Derek Lovley bahwa bakteri tersebut mampu mereduksi hydrocarbon chain pada daerah tumpahan minyak sebesar 90%. Penanaman bakteri semacam ini jarang dilakukan oleh perusahaan minyak Indonesia bahkan dunia.
Pada essay kali ini saya akan lebih spesifik membahas jenis anjungan lepas pantai Tension Leg Platform (TLP). Hal ini dikarenakan pada jenis ini adalah jenis yang sering digunakan oleh perusahaan perminyakan sekarang ini. Tension Leg Platform (TLP) merupakan struktur terapung yang memiliki banyak keuntungan diantaranya adalah sangat tecno-economic untuk dioperasikan di perairan laut dalam (Litton, 1989).  Salah satu hal yang sangat penting untuk dianalisis dari struktur TLP adalah tegangan pada tendon porch. Tendon porch merupakan bagian dari struktur TLP, yaitu daerah sambungan antara kolom dengan tendon. Di Indonesia TLP merupakan anjungan jenis baru yang dioperasikan oleh UNOCAL 76 dan mulai berproduksi pada tahun 2004 di perairan selat Makassar dengan kedalaman 910 m (Ziyad,2006). Dalam aksi nyata ini adalah sebagai essay mengenai pengembangan dan pemahaman terhadap jenis struktur TLP dengan mengingat akibat yang sering kali dilakukan oleh perusahaan perminyakan yaitu seringnya minyak tumpah ke lautan ketika adanya eksplorasi pengeboran minyak dilautan. Dalam sehari sendiri pernah tercatat oleh OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) eksplorasi minyak lautan di dunia pada tahun 2017 sendiri mencapai 95.50 mb/d. Hal ini mengindikasikan bahwa setiap minggu, bulan dan tahun bahwa terjadi banyak sekali pencemaran tumpahan minyak disekitar anjungan. Untuk data pengeboran setiap tahun sendiri saya belum memiliki data akurat karena memang intensitas pengeboran minyak dilautan bervariasi. Untuk penangananya pun masih terbilang kurang efektif. Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan minyak dunia dalam penanganan tumpahan minyak sekedar bersifat represif. Setelah terjadi tumpahan minyak yang menyebar, baru perusahaan minyak ini secara spontan bertindak. Sebenarnya tumpahan minyak di lautan akan terurai secara alami tetapi dalam jangka waktu yang sangat panjang dan dalam waktu penguraian alami tersebut akan mempengaruhi degradasi biodiversitas dilautan. essay ini menawarkan tindakan yang lebih preventif dan tidak bersifat represif. Jarang sekali para perusahaan ini mengimplementasikan tindakan yang preventif saat pencemaran minyak terjadi dilautan. Pencemaran minyak dilautan akibat eksplorasi ini akan menyebabkan biodiversitas yang ada dilautan akan terdegradasi secara masif dan akan menyebabkan ekosistem lautan tidak seimbang. Banyak sekali biota dilautan seperti ikan yang akan kehilangan biodiversitas spesies yang menyebabkan ekosistem akan terganggu dan akan berdampak dengan masalah sosial kemasyrakatan pesisir. Salah satu dampaknya secara langsung adalah berdampak pada kehidupan nelayan yang notabene berada dipesisir dan dekat dengan anjungan eksplorasi minyak dilautan.
Perairan Indonesia memiliki keadaan alam yang unik, yaitu topografinya yang beragam. Karena merupakan penghubung dua system samudera yaitu Samudera Pasifik dan Samudera Hindia, maka sifat dan kondisinya dipengaruhi oleh kedua samudera tersebut, khususnya samudera pasifik. Pengaruh ini terlihat antara lain pada sebaran massa air , arus, pasang surut dan kesuburan perairan. Selain pengaruh kedua kedua samudera tersebut, keadaan musim juga mempengaruhi sifat dan kondisi perairan disini, misalnya perairan Selat Makasar, Laut Banda, Laut Flores dan Laut Sulawesi (Wyrtki, 1961). Saya melakukan tindakan preventif yang sangat efektif dan tidak membuang-buang tenaga yang sangat banyak. Dalam penanganannya kita akan membuat suatu sistem bacterial culture yang berbeda. Bakteri yang digunakan untuk mengurai carbon chain adalah spesies sulfurreducens dan Geobacter metallireducens. Bakteri ini sudah diuji dilaboratorium oleh professor Derek Lovley. Bakteri ini biasa hidup pada dalam tanah yang selalu berinteraksi dengan polutan hidrokarbon. Bakteri ini bisa mengurai secara ekstrim dan pada saat itu juga tumpahan minyak secara spontan akan terurai. Jadi langkah nyata saya yaitu membuat suatu inovasi baru dengan membuat peternakan bakteri pengurai carbon chain di Tension Leg Platform (TLP) tepatnya melekat pada anjungan lepas pantai. Bakteri ini akan hidup pada sekitar tendon porch pengeboran minyak, ketika minyak tumpah ke lautan, maka sensor tumpahan minyak yang ada pada tempat perkembangbiakan bakteri itu akan terbuka dan menyerap minyak yang tumpah dilautan. Saya sangat mengapresiasi sekali dengan adanya adanya kegiatan Pertamina Eco Camp 2019, hal ini menandakan bahwa Pertamina selaku BUMN milik negeri sendiri peduli dengan isu-isu terkini terkait dengan lingkungan. Walaupun kegiatan ini merupakan kegiatan CSR alangkah baiknya kita sebagai masyarakat bisa turut serta dalam pelestarian lingkungan di Indonesia ini. Tanpa adanya konektifitas antara masyarakat dan lembaga terkait maka tentu saja tidak akan terjadi simbiosis yang baik. Langkah nyata ini sudah terbit dalam jurnal biodiversitas Indonesia dan mendapat pengakuan dengan diterbitkannya jurnal yang telah saya buat di Universitas Indonesia.
Referensi
Litton.1989.TLPs and other deepwater platforms.(Tension Leg Platforms: a state of he art reviews). Demirbilek. American society of civil engineers. New York.
Wyrtki.1961. The thermohaline circulation in relation to the general circulation in the oceans. Deep-Sea Research, 1961, Vol. 8, pp. 39 to 64. Pergamon Press Ltd., London.
Ziyad.2006. Analisa Tegangan pada tendon porch akibat gerakan tension leg platform. ITS. Surabaya

Wednesday, May 29, 2019

Andai Aku Jadi Walikota Solo (Lomba Essay)

Andai Aku Jadi Walikota Solo

Intro
          Indonesia terdiri dari berbagai suku,agama,ras dan budaya yang tercampur dalam kebhinekaan dari warisan nenek moyang kita. Salah satu budaya Indonesia berasal dari kota Solo. Solo merupakan kota yang terletak di jawa tengah dengan ciri khas budaya onggoh-inggih (sopan santun) kental dengan monarki kerajaan solo jaman dahulu. Budaya yang sanagat hangat dengan rasa persatuan dibalut dengan bahasa yang sangat lembut membuat masyarakat sangat harmonis dalam keragaman sifat masyarakat. Saya sendiri berasal dari kota kecil di dekat kota Solo yaitu Madiun. Rumah saya sangat jauh dengan kota Madiun karena rumah saya berasal dari daerah pegunungan di kabupaten Madiun. Budaya di Madiun juga hampir sama dengan budaya di Solo karena terpengaruh dengan budaya Mataraman. Dalam bahasanya pun juga hampir sama dengan daerah saya. Bahasa jawa Solo dan bahasa jawa Madiun juga sering mengguakan krama inggil (bahasa halus keorang tua). Budaya seperti ini seharusnya di pertahankan dari masa ke masa. Tetapi dalam era digital 4.0 ini anak muda zaman sekarang mulai meninggalkan budaya tata krama ini. Hal ini dikarenakan sejak sekolah dasar anak-anak sudah dikenalkan dengan yang namanya gawai. Gawai jika digunakan anak kecil tanpa ada tujuan positif dan terarah maka akan merusak generasi penerus bangsa ini. Mereka cenderung tidak peduli dengan kehidupan sosial dan kondisi lingkungan sekitar karena asik dengan gawainya. Masalah ini merupakan masalah yang muncul karena kita tidak bisa mengendalikan apa yang telah kita hadapi secara bijaksana. Maka dari itu saya sebagai walikota Solo akan melakukan beberapa terobosan baru yang belum pernah dilakukan oleh walikota-walikota lain diseluruh Indonesia bahkan dunia. Manusia itu harus adil dalam pikiran bahkan harus adil dalam tindakannya (Pramoedya Ananta Toer,1988), maka dari itu kita harus bijaksana dalam mengambil tindakan agar tidak merugikan orang lain.

Reff
              Dalam permasalahan diatas dapat dikatakan bahwa anak muda milenial zaman sekarang sudah meninggalkan budaya yang seharusnya dijaga dan dilestarikan. Anak kecil sudah di berikan gawai yang menyebabkan perilaku sosial menurun dan malah asik bermain permainan gawai sendiri. Hal ini tentunya menimbulkan problem solving dari saya selaku walikota Solo. Dalam hal ini yang memiliki peran besar adalah lingkungan keluarga dan kemudian disusul lingkungan sekolah. Dari dua pendekatan ini dapat dikatakan saya sebagai walikota harus mempenetrasi budaya dalam keluarga tersebut dan kemudian penetrasi ke sekolah-sekolah. Saya sebagai walikota akan merancang peraturan walikota di Solo dengan membatasi penggunaan gawai pada anak usia sekolah 6-12 tahun. Pembatasan ini dilakukan pada hari efektif sekolah agar anak-anak bisa bermain dengan anak lain dan bersosialisasi dengan orang tua. Hal ini merupakan penetrasi untuk membuat budaya solo dalam keluarga tetap lestari.
            Kemudian untuk penetrasi kesekolah yaitu saya sebagai walikota solo akan membuat kurikulum berbasis teknologi digital 4.0 untuk memberikan informasi kepada anak-anak bahwa penggunaan gawai pada masa sekolah dasar itu tidak bagus dan membuat sopan santun dan perilaku sosial kita menurun. Guru diwajibkan memberikan pengajaran yang efektif dengan penjelasan yang interaktif dan tanpa membuat anak-anak ingin menggunakan gawai pada saat sekolah dan dirumah secara berlebihan. Selain membuat kurikulum teknologi digital 4.0 saya juga akan membuat aplikasi pemantau untuk keluarga dan sekolah. Aplikasi pemantau ini untuk memantau agar anak-anak tidak menggunakan gawai pada hari efektif sekolah dengan memanfaatkan sensor aplikasi yang berada pada gawai. Jika anak-anak menggunakan gawai diluar peraturan yang diterapkan maka gawai tersebut akan berbunyi seperti alarm dan gawai tersebut akan mati secara otomatis. Diharapkan ketika semua sistem berjalan sesuai yang telah kami rencanakan berjalan lancar maka solo akan menjadi kota barometer diseluruh Indonesia bahkan dunia. Output yang diharapkan adalah anak-anak di solo akan menjadi penemu, pemecah masalah dan pembuat alat yang berguna bagi masyarakat. Negeri yang membuat semua sama di mata hukum dan tidak membedakan-bedakan suatu golongan adalah negeri yang hanya ada di negeri utopia tetapi suatu saat negeri itu akan ada (Pramoedya Ananta Toer,1988).


Sumber Pustaka:
Pramoedya Ananta Toer.1988.Tetralogi Buru.Lentera Dipantara.Jakarta