Essay
ini merupakan ulasan dari proyek yang telah dilakukan oleh Hyundai Heavy
Industry (HHI) di Ulsan Korea, Sebagai kontraktor utama proyek West Seno. Dalam
aksi nyata saya sebagai alumni mahasiswa kelautan saya bersama dengan berbagai
pihak mencoba melakukan aksi nyata untuk lingkungan laut dengan membuat gagasan
bagaimana kita menghadapi ancaman tumpahan minyak di laut. Hal ini saya pilih
sebagai topik untuk essay ini karena mengingat TLP mempunyai efek yang
berbahaya jika terdapat tumpahan minyak disekitar laut dan menyebabkan
pencemaran laut. Maka dari itu, resiko yang terjadi adalah banyaknya tumpahan
minyak yang terjadi karena dari beberapa model yang dibuat selalu membuat sumur
atau well yang tegak lurus kebawah
permukaan laut. TLP sendiri memiliki tegangan pada tendon porch yang diakibatkan oleh gerakan TLP. Hal ini tentunya
berdampak pada tumpahan yang sedikit demi sedikit dilautan. Berdasarkan API
RP2T tumpahan minyak ini menyebabkan tingkat keselamatan para pekerja tidak
menentu dan menyebabkan pencemaran laut akan terus-menerus terjadi bila tidak
ada penanganan yang serius. Maka dari itu penanaman atau kultur bakteri di
sekitar TLP akan mempermudah penguraian minyak dan tidak akan terjadi
pencemaran. Penanaman bakteri Geobacter
sulfurreducens dan Geobacter
metallireducens merupakan metode yang tepat untuk mengurangi pencemaran
yang terjadi disekitar TLP. Berdasarkan data yang diperoleh dari OPEC, terdapat
1.856 rig pada tahun 2016 dan pada tahun 2015 terdapat 2.412 rig didunia. Hal
ini mengindikasikan sebanyak 556 rig didunia mengalami penutupan karena masalah
tumpahan minyak dan degradasi minyak. Sekitar 30% rig didunia mengalami masalah
serius mengenai pencemaran tumpahan minyak dilautan. Berdasarkan penemuan
Hkabel nanoh(1987) dan dikembangkan oleh Professor Derek Lovley bahwa bakteri
tersebut mampu mereduksi hydrocarbon
chain pada daerah tumpahan minyak sebesar 90%. Penanaman bakteri semacam
ini jarang dilakukan oleh perusahaan minyak Indonesia bahkan dunia.
Pada essay kali ini saya akan lebih
spesifik membahas jenis anjungan lepas pantai Tension Leg Platform (TLP). Hal ini dikarenakan pada jenis ini
adalah jenis yang sering digunakan oleh perusahaan perminyakan sekarang ini. Tension Leg Platform (TLP) merupakan
struktur terapung yang memiliki banyak keuntungan diantaranya adalah sangat tecno-economic untuk dioperasikan di
perairan laut dalam (Litton, 1989). Salah satu hal yang sangat penting untuk
dianalisis dari struktur TLP adalah tegangan pada tendon porch. Tendon porch
merupakan bagian dari struktur TLP, yaitu daerah sambungan antara kolom dengan tendon.
Di Indonesia TLP merupakan anjungan jenis baru yang dioperasikan oleh UNOCAL 76
dan mulai berproduksi pada tahun 2004 di perairan selat Makassar dengan
kedalaman 910 m (Ziyad,2006). Dalam aksi nyata ini adalah sebagai essay
mengenai pengembangan dan pemahaman terhadap jenis struktur TLP dengan
mengingat akibat yang sering kali dilakukan oleh perusahaan perminyakan yaitu
seringnya minyak tumpah ke lautan ketika adanya eksplorasi pengeboran minyak
dilautan. Dalam sehari sendiri pernah tercatat oleh OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) eksplorasi
minyak lautan di dunia pada tahun 2017 sendiri mencapai 95.50 mb/d. Hal ini
mengindikasikan bahwa setiap minggu, bulan dan tahun bahwa terjadi banyak
sekali pencemaran tumpahan minyak disekitar anjungan. Untuk data pengeboran setiap
tahun sendiri saya belum memiliki data akurat karena memang intensitas
pengeboran minyak dilautan bervariasi. Untuk penangananya pun masih terbilang
kurang efektif. Salah satu yang dilakukan oleh perusahaan minyak dunia dalam
penanganan tumpahan minyak sekedar bersifat represif. Setelah terjadi tumpahan
minyak yang menyebar, baru perusahaan minyak ini secara spontan bertindak. Sebenarnya
tumpahan minyak di lautan akan terurai secara alami tetapi dalam jangka waktu
yang sangat panjang dan dalam waktu penguraian alami tersebut akan mempengaruhi
degradasi biodiversitas dilautan. essay ini menawarkan tindakan yang lebih
preventif dan tidak bersifat represif. Jarang sekali para perusahaan ini
mengimplementasikan tindakan yang preventif saat pencemaran minyak terjadi
dilautan. Pencemaran minyak dilautan akibat eksplorasi ini akan menyebabkan
biodiversitas yang ada dilautan akan terdegradasi secara masif dan akan
menyebabkan ekosistem lautan tidak seimbang. Banyak sekali biota dilautan
seperti ikan yang akan kehilangan biodiversitas spesies yang menyebabkan
ekosistem akan terganggu dan akan berdampak dengan masalah sosial kemasyrakatan
pesisir. Salah satu dampaknya secara langsung adalah berdampak pada kehidupan
nelayan yang notabene berada dipesisir dan dekat dengan anjungan eksplorasi
minyak dilautan.
Perairan
Indonesia memiliki keadaan alam yang unik, yaitu topografinya yang beragam.
Karena merupakan penghubung dua system samudera yaitu Samudera Pasifik dan
Samudera Hindia, maka sifat dan kondisinya dipengaruhi oleh kedua samudera
tersebut, khususnya samudera pasifik. Pengaruh ini terlihat antara lain pada
sebaran massa air , arus, pasang surut dan kesuburan perairan. Selain pengaruh
kedua kedua samudera tersebut, keadaan musim juga mempengaruhi sifat dan
kondisi perairan disini, misalnya perairan Selat Makasar, Laut Banda, Laut
Flores dan Laut Sulawesi (Wyrtki, 1961). Saya melakukan tindakan
preventif yang sangat efektif dan tidak membuang-buang tenaga yang sangat
banyak. Dalam penanganannya kita akan membuat suatu sistem bacterial culture yang berbeda. Bakteri yang digunakan untuk
mengurai carbon chain adalah spesies sulfurreducens dan Geobacter metallireducens. Bakteri ini sudah diuji dilaboratorium
oleh professor Derek Lovley. Bakteri ini biasa hidup pada dalam tanah yang
selalu berinteraksi dengan polutan hidrokarbon. Bakteri ini bisa mengurai
secara ekstrim dan pada saat itu juga tumpahan minyak secara spontan akan
terurai. Jadi langkah nyata saya yaitu membuat suatu inovasi baru dengan
membuat peternakan bakteri pengurai carbon
chain di Tension Leg Platform (TLP)
tepatnya melekat pada anjungan lepas pantai. Bakteri ini akan hidup pada
sekitar tendon porch pengeboran
minyak, ketika minyak tumpah ke lautan, maka sensor tumpahan minyak yang ada
pada tempat perkembangbiakan bakteri itu akan terbuka dan menyerap minyak yang
tumpah dilautan. Saya sangat mengapresiasi sekali dengan adanya adanya kegiatan
Pertamina Eco Camp 2019, hal ini menandakan bahwa Pertamina selaku BUMN milik
negeri sendiri peduli dengan isu-isu terkini terkait dengan lingkungan.
Walaupun kegiatan ini merupakan kegiatan CSR alangkah baiknya kita sebagai
masyarakat bisa turut serta dalam pelestarian lingkungan di Indonesia ini.
Tanpa adanya konektifitas antara masyarakat dan lembaga terkait maka tentu saja
tidak akan terjadi simbiosis yang baik. Langkah nyata ini sudah terbit dalam
jurnal biodiversitas Indonesia dan mendapat pengakuan dengan diterbitkannya
jurnal yang telah saya buat di Universitas Indonesia.
Referensi
Litton.1989.TLPs and other deepwater
platforms.(Tension Leg Platforms: a state of he art reviews). Demirbilek.
American society of civil engineers. New York.
Wyrtki.1961. The thermohaline
circulation in relation to the general circulation in the oceans.
Deep-Sea Research, 1961, Vol. 8, pp.
39 to 64. Pergamon Press Ltd., London.
Ziyad.2006. Analisa Tegangan pada tendon porch
akibat gerakan tension leg platform. ITS. Surabaya