Wednesday, February 8, 2017

Sebuah Tulisan Hangat Menemani Pagimu

BRAWIJAYA MENGAJAR, MENGAJAR BRAWIJAYA
Kegiatan sosial satu ini merupakan kegiatan yang sangat berjasa dalam era pendidikan di Indonesia. Jarang sekali anak muda yang mau terjun langsung, meneliti langsung bagaimana keadaan pendidikan Indonesia didaerah yang terpencil. Ya, aku sangat suka sekali dengan kegiatan yang langsung terjun kelapang tanpa memandang status antar orang dan bergotong-royong membangun apa yang dicita-citakan oleh bangsa ini.
Cerita ini bermula saat aku melihat sebuah anomali yang sangat berkesan. Jarang sekali anomali didunia ini yang membuat seolah-olah berkesan bagi semua insan. Tetapi hal ini malah membuatku terpacu untuk mencari tahu bagaimana anomali itu terjadi. Kemudian aku terus mencari tahu sampai makna yang muncul itu keluar dari peraduanya. Aku bertanya kepada siapapun tidak ada yang bisa menjawab. Akhirnya aku mencari tahu sendiri sampai sangat lama sekali. Akupun hampir bosan mengingat hal yang sangat menggugah jiwa dan raga yang selama ini tidur tanpa ada yang bisa membangunkanya. Hal ini membangunkanku, tetapi aku belum tahu hal apa yang bisa membuatku terbangun dan mencari tahu sampai se-filosofis ini. Lama kelamaan jiwaku-pun tertidur, didunia ini tak ada yang tahu dan peduli. 

Tetapi hal yang menakjubkan satu persatu-pun muncul.

Aku melihat secercah harapan ada didepan mata, Apakah itu? 
Suatu pagi, aku melihat sepasang pengumuman terpampang. Wahhhh ada pengumuman nihh, aku langsung tidak sabar melihat pengumuman yang sangat menggugah ini. Wahh ternyata ada kesempatan langsung turun kelapang bersama anak-anak muda diseluruh dunia. Akupun terperanjak dan berkata dalam hati "ini saaatnya menemukan puzzle anomali yang mulai kutemukan". Dipengumuman itu tertulis "Opportunity for AIESEC to be Global  Citizen". 

Akupun memulai cerita baruku, bergabung dengan organisasi atau NGO bertaraf internasional dan bisa feel the experience dengan anak-anak muda diseluruh dunia. Seleksipun aku jalani dengan penuh kegairahan yang sangat melupa-luap. Setelah melalui beberapa seleksi akupun lolos dan akan pergi keluar negeri. Pergi keluar negeri? Pengalaman pertama yang aku rasakan dengan memberikan impact ke anak-anak elementary school diluar negeri. Akhirnya final result teah diumumkan, aku berhak pergi ke Malaysia untuk menjalani MAD(Make a Difference) 1.0 Project tepatnya didekat Penang atau berbatasan dengan Thailand. 

Akupun boarding menuju tempat projekku di Malaysia. Disana aku juga ada kuliah, Debate competition dan mengajar anak SD. Nahh, disini yang membuat jiwaku tergugah adalah saat momen mengajar anak SD di Malaysia. Disana walaupun suburban fasilitasnya sangat lengkap, gurunyapun juga cukup untuk mengajar disana. Anaknya juga hampir bisa berbahasa Inggris semua dan mental anak disana sangat berani untuk menggkapkan pendapat. 

Hal ini ternyata anomali yang membuatku tergugah dan membuatku memiliki passion yang luar biasa. Akhirnya projek yang aku jalani selama 1,5 bulan telah usai, saatnya menabur benih yang aku dapat selama menjalani projek ini. Dalam hati aku bertekad " Setelah pulang dari projek ini aku ingin mengikuti kegiatan mengajar dipendidikan pedalaman dan membuat mindset anak-anak Indonesia tidak kalah dari luar negeri." 

Maka setelah hari itu juga, aku bersemangat mengikuti kegiatan yang sangat HEROIK sekali yaitu BRAWIJAYA MENGAJAR.

Brawijaya Mengajar merupakan kegiatan sosial yang memberi fokus kepada pendidikan pedalaman di Indonesia khsusunya didaerah sekitar Malang. Disini kita mengajar kelas 1-6 SD, SD-nyapun ada 2 yaitu SDN Ngabab dan MI Miftahul Ulum. Brawijaya mengajar ini sangat berkesan bagi saya dan mungkin seluruh volunteer dan staff dari Brawijaya mengajar sendiri, Kita saling belajar satu sama lain bagaimana menghadapi anak-anak yang notabene terkadang kelakuanya sangat diluar logika kita sebagai mahasiswa. Yaa, dengan keuletan volunteer dan para staff kita bisa membuat alat peraga yang disukai oleh adik-adik disekolah tersebut. Untungnya saya punya salah satu rekan yang gokil abis dan sangat humble, yaa walaupun terkadang tempramen, tapi tempramennya ditahan sampai wajahnya merah. Namanya kak Subhan atau bisa dipanggil kak Meidy. Orang ini sangat periang,suka bergaul dan tidak kalah pentingnya selera humornya hampir sama dengan saya. Yaa, terkadang drama koreanya pun sealiran dengan saya. Kemudian rekan saya yang kedua, rekan saya ini sangat merakyat sekali, terlihat dari wajahnya. Namanya kak Wildan atau biasa dipanggil kak Wild. Namanya memang terkesan liar tetapi orangnya jinak kok. Terkadang kak Wildan ini membuat saya termotivasi, dia mempunyai public speaking yang baik dari pada saya. Maka dari itu saya belajar dari dia agar bisa berbicara secara tenang dan pas saat dihadapan orang banyak. Tidak kalah pentingnya yaitu selera humor kita sangat mirip sehingga kita bertiga terkadang seperti orang gila dihadapan para volunteer dan staff Brawijaya Mengajar lainya. Rekan-rekan saya banyak, sangat banyak sekali sehingga saya hanya memberikan kesan kepada 2 rekan yang saya sudah ketahui luar dan dalam dari kepribadian mereka. 

Mungkin sangat banyak kesan saya di Brawijaya Mengajar ini, tetapi kesan tersebut tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata melainkan diwujudkan dengan sebuah doa semoga para volunteer dan staff tidak lupa kepada rekan-rekan Brawijaya Mengajar dan selalu sukses dalam kegiatan apapun yang dilakukanya. Tidak lupa lagi kita harus bersyukur kepada Allah SWT, Karena dengan sunatullahnya kita bisa berkumpul dan mengabdi bersama atas nama agama dan negara.

Terimakasih kepada semua staff Brawijaya Mengajar yang telah memberikan kesempatan bagi saya untuk mengabdi di kegiatan Brawijaya Mengajar. Tentu saja tidak lupa kepada semua rekan Volunteer Brawijaya Mengajar yang telah menerima saya apa adanya,bekerja-sama dan bergotong-royong untuk kemajuan pendidikan di Indonesia.
Oiya lupa, saya berterimakasih kepada kak Ibnu Dharma salah satu staff Brawijaya Mengajar yang telah mengingatkan saya untuk membuat tulisan ini .  


"Barangkali Tuhan Menciptakan Kepedulian agar kita bisa berteman dan meraih tujuan yang sama"        






Ilham, 08 Februari 2017